Analisis Kondisi Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016
Analisis
Kondisi Makro Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016
Provinsi Sulawesi Utara (SULUT)
terletak di Pulau Sulawesi bagian utara dengan Ibukota terletak di Kota Manado.
SULUT terbagi atassebelas Kabupaten dan empat Kota, yaitu Bolaang Mongondow,
Minahasa, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, Minahasa Selatan, Minahasa
Utara, Bolaang Mongondow Utara, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Minahasa
Tenggara, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, Kota Manado, Kota
Bitung, Kota Tomohon, dan Kota Kotamobagu.
Indikator Strategis
2014
|
2015
|
2016
|
|
Jumlah Penduduk
|
2 386 604
|
2 412 118
|
|
Pertumbuhan Ekonomi
|
6.31%
|
6.12%
|
6.17%
|
Gini Ratio
|
0.42
|
0.37
|
0.39
|
Garis Kemiskinan
|
266 528
|
307 104
|
318 984
|
Ekspor
|
1 175.78
|
1 021.96
|
1 021.50
|
Impor
|
122.07
|
72.11
|
161.99
|
Pengeluaran per Kapita per Bulan
(Rp)
|
791 494
|
820 425
|
|
Tingkat Pengangguran Terbuka
(Persen)
|
7.54
|
9.03
|
|
Inflasi (Kota Manado)
|
9.67
|
5.56
|
Dari data diatas pertumbuhan ekonomi
SULUT mengalami pasang surut, dimana masih berada di kisaran 6%. Dibanding
dengan tahun 2015, pertumbuhan ekonomi naik 0.05%. Pertumbuhan ekonomi akan
meningkatkan pendapatan regional per kapita yang didalamnya terdapat Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Sulawesi Utara meningkat dari 80.6 Triliun
rupiah di tahun 2014 menjadi 91.3 Triliun rupiah di tahun 2015. Bila pendapatan
ini dibagikan pada seluruh penduduk, maka setiap orang akan menerima sebesar 3
juta rupiah per bulan.
Pertumbuhan ekonomi juga didorong
dari berbagai sektor yaitu sektor konstruksi, perdagangan, pertanian,
kehutanan, dan perikanan. Dilihat dari distribusi persentase PDRB menurut
lapangan usaha tahun 2015; pertanian, kehutanan, dan perikanan masih berperan
dalam PDRB. Nilai ekspor SULUT dari tahun ke tahun lebih besar daripada nilai
impor, ini menunjukkan bahwa SULUT mengalami surplus neraca perdagangan.
Pengeluaran per kapita merupakan salah satu indikator dalam menentukan
kesejahteraan penduduk suatu wilayah. Pengeluaran per kapita per bulan penduduk
SULUT mengalami kenaikan, dengan tingkat inflasi yang menurun dari tahun
sebelumnya, mengindikasikan tingkat kesejahteraan penduduk yang semakin meningkat.
Namun disisi lain tingkat kemiskinan
meningkat sebesar 3.86% sejak tahun 2015. Pendapatan masyarakat yang meningkat
tidak di ikuti oleh penurunan garis kemiskinan. Ini mungkin karena pertumbuhan
ekonomi tidak secara menyeluruh berdampak pada penduduk miskin disebabkan
faktor lain yang tidak masuk ke dalam indikator pertumbuhan ekonomi.
Ini juga di ikuti oleh tingkat
pengangguran yang semakin meningkat artinya tersedianya lapangan kerja masih
belum optimal. Dari gini ratio yang naik sebesar 0.02% dari tahun 2015,
mengindikasikan masih ada ketimpangan pendapatan dari beberapa kelompok
pendapatan. Artinya ketimpangan pendapatan naik dari tahun sebelumnya.
Kondisi ekonomi makro Sulawesi Utara
untuk tahun 2016 dilihat dari berbagai indikator yang ada bahwa kondisi ekonomi
dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi namun di ikuti
oleh permasalahan ekonomi yang semakin tinggi juga. Artinya, pemerintah harus
terus melakukan upaya perbaikan ekonomi dari sektor-sektor yang dianggap perlu.
Sehingga nantinya perekonomian daerah dapat tumbuh dengan maksimal.
Referensi:
BPS Prov. Sulawesi Utara. 2016. Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2016. Manado: Badan Pusat
Statistik Provinsi Sulawesi Utara.